SIDOARJO| – Ruwat Desa Sedengan Mijen di Kecamatan Krian, Sidoarjo, merupakan tradisi leluhur yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun menjelang bulan suci Ramadan yang kali ini dirayakan pada hari Minggu (16/02/2025).
Tradisi ini menjadi wujud syukur masyarakat atas berkah yang telah diterima serta sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah membabat alas desa tersebut.
Salah satu ciri khas dari Ruwat Desa Sedengan Mijen adalah pembuatan tumpeng tempe raksasa. Tumpeng ini memiliki tinggi mencapai 12 meter dan terbuat dari tempe hasil produksi warga setempat, yang mayoritas berprofesi sebagai perajin tempe.
Untuk membuat tumpeng sebesar ini, dibutuhkan sekitar 75 kuintal kedelai. Pembuatan kerangka tumpeng dari bambu memakan waktu hingga tiga hari, sementara pemasangan tempe-tempe pada kerangka besi dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 jam.
Pada acara tersebut selain Kepala desa SedeganMijen M.Hasannudin S.Ag turut hadir pula Camat Krian Ahmad Fauzi, Kapolsek dan Danramil Krian.
Setelah prosesi doa bersama, tumpeng tempe raksasa ini menjadi rebutan warga yang hadir. Mereka percaya bahwa dengan mendapatkan bagian dari tumpeng tersebut, akan membawa berkah dan rezeki melimpah. Selain tumpeng tempe, warga juga mempersiapkan berbagai tumpeng lain yang terbuat dari hasil bumi, seperti buah-buahan dan sayuran, yang juga diperebutkan oleh masyarakat sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan.
Tradisi Ruwat Desa ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya leluhur, tetapi juga berperan dalam memperkuat ikatan sosial antarwarga.
Kepala Desa Sedengan Mijen, Muhammad Hasanuddin, menyatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ikon Kabupaten Sidoarjo dan terus dilestarikan oleh generasi mendatang. (Sund)