
LAMPUNG TIMUR, Kharismanews.id – Hari Ulang Tahun (Hut) ke-66 Desa Sripendowo, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur di peringati dengan semarak oleh ribuan masyarakat se desa setempat, Senin (6/6/2022)
Tidak hanya elemen warga, para anak didik dan seluruh aparat desa mulai kepala desa, Sekdes, Kaur, Kadus, RT, LPM, BPD, Linmas hingga tokoh warga serta pendiri desa juga hadir turut menyemarak kan helatan setahun sekali yang di gelar di lapangan desa setempat.
Seluruh anak didik dan warga yang hadir tampak begitu semangat merayakan Hut ke-66 desanya. Secara berkelompok, mereka mengenakan busana susuai dengan tema budaya yang diusung. Perayaan itu juga di manfaatkan warga untuk meraup pundi pundi rupiah dengan membuka stand-stand berbgai produk dagangan.
Selain sajian perayaan yang dikemas secara menarik, sejumlah kompetisi olahraga seperti bola volly dan sepak bola juga digelar. Namun tak kalah menarik dari perhelatan itu adalah karnaval budaya puluhan kelompok siswa dan warga. Gelaran seni budaya dan parade karnaval, sebagai puncak Hut ke-66 desa itu benar-benar menjadi tontonan spektakuler.
Inilah event akbar yang mewadahi sekaligus wahana mengaktualisasi kan keragaman budaya dan seni yang tumbuh di Desa Sripendowo. Sepasukan marching band jadi barisan pembuka, disusul barisan siswa siswi SMP, SD, TK, PAUD dan puluhan kelompok dari berbagai latar budaya, kelompok tani serta komunitas mobil ofroad.
Parade di mulai di tengah lapangan, kemudian mengitari jalan dusun dan finish di lapangan desa setempat. Rangkaian acara akan di lanjut dengan final sepak bola dan bola volly serta di tutup dengan acara panggelan wayang kulit semalam suntuk di balai desa setempat.
Rasa haru dan bangga terlihat tak hanya dirasakan oleh anak didik dan seluruh warga yang hadir, tetapi juga dirasakan oleh Ngadiyo Kepala Desa Sripendowo. Usai membuka karnaval, Ngadiyo mengucap kan terimakasih kepada seluruh warga atas partisipasi nya dalam memeriah kan Hut ke-66 desanya.
Ia menyebut, perayan Hut desa itu merupakan acara sedekah bumi dengan bentuk ritual. Hal ini dilakukan sebagai wujud syukur atas nikmat dan berkah atau keselamatan yang telah diterima. Selain itu, dampak dari kegiatan juga sangat baik untuk memupuk semangat gotong royong dan rasa kebersamaan antar warga.
Dengan kebersamaan, menurut Ngadiyo seluruh warga dapat lebih bersinergi. Pemerintahan desa pun akan lebih mudah menciptakan suasana kondusif di lingkungan warga. Dia pun sangat bersyukur kegiatan bisa berlangsung meriah. “Semua ini tak lepas dari peran panitia dan seluruh warga desa,” ujar Ngadiyo.
Selain wujud syukur, lanjutnya, perayaan di gelar juga untuk memohon keselamatan kepada sang pencipta agar tanah dan warga desa terhindar dari marabahaya, sekaligus sebagai wahana melestarikan warisan budaya leluhur bangsa yang di dalam nya terkandung makna hubungan antara manusia dan alam sekitar
(tim/red)