Surabaya, Kharismaonline.co.id – Musim penghujan membawa manfaat yang berlimpah, namun juga dapat
mengundang risiko seperti terjadi bencana banjir. Peristiwa seperti itu biasanya terjadi karena sungai
yang kotor dan juga saluran air yang tersumbat sampah.
Mengatasi hal tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Brantas Tuntas dari Universitas Airlangga
menggelar bersih-bersih sungai dan penghijauan di wilayah Penjaringan Sari Surabaya pada Minggu
(19/1/2020). Kegiatan tersebut melibatkan Polri, TNI, BPDAS, Bonek, dan para pecinta lingkungan.
Turut hadir dalam kesempatan itu Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak., CMA.
Pihaknya menjelaskan bahwa mahasiswa harus berperan aktif dalam menjaga lingkungan agar tetap
bersih dan sehat. Contohnya dengan mengikuti program KKN, salah satu jenis KKN terbaru adalah KKN
Brantas Tuntas yang bertujuan membersihkan wilayah aliran sungai brantas di Jawa Timur.
“Kali ini kita menggandeng banyak pihak seperti Polri, TNI, BPDAS, Bonek, dan Pecinta Lingkungan.
Tujuannya supaya sinergi kami menjadi lebih kuat, kolaboratif, dan saling melengkapi,” ujarnya.
Prof. Nasih melanjutkan, rencana ke depan akan rutin dilakukan kegiatan bersih sungai dan penanaman
pohon di bantaran sungai brantas. Pihak yang dilibatkan juga akan bertambah banyak, karena program
tersebut tidak cukup hanya sekali aksi, namun harus berkelanjutan.
Selain kontinyu, nantinya juga akan dibina kader baru untuk sadar lingkungan dan mau ikut serta dalam
menjaga alam, terutama kebersihan sungai.
“Dengan menjaga lingkungan sama halnya memberikan warisan berharga pada anak cucu kelak untuk
dapat menikmati alam. Lalu jangan lupa bahwa menjaga kebersihan juga menjadi tanggungjawab kita
semua. Serta, itu merupakan perwujudan rasa syukur pada karunia Tuhan,” tegasnya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR tersebut mengungkapka, alasan melibatkan bonek
dalam kegiatan itu karena mereka memiliki semangat yang luar biasa dan harus dimanifestasikan dalam
bentuk positif.
“Kebanyakan masyarakat memandang bonek dengan kesan yang seram, hal itu harus segera dihilangkan
karena bonek juga memiliki rasa cinta lingkungan yang tinggi,” ujar Prof Nasih.
Kegiatan KKN Brantas Tuntas merupakan perwujudan dari tindakan “Jogo Suroboyo” karena berada di
wilayah Surabaya. Menurut Prof. Nasih, Menjaga Surabaya tidak selalu dari tindak kriminal, namun juga
dengan menjaga kebersihan lingkungan, sungai, dan kualitas air.
Sebab pada dasarnya, keberadaan perguruan tinggi harus memberi manfaat dan berkontribusi bagi
pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Dengan adanya programkontinyu seperti bersih-bersih dan
penanaman pohon di bantaran Sungai Brantas, diharapkan dapat memberi manfaat positif bagi
lingkungan dan masa depan.
“Mari bersama-sama menjaga Surabaya, karena tindakan “Jogo Suroboyo” akan membebaskan
Surabaya dari potensi banjir maupun menurunnya kualitas air bersih,” pungkas Prof. Nasih. ( yud )