Gresik, Kharismaonline.co.id – Untuk mengatasi masalah banjir apalagi di musim hujan ini, luapan Kali Lamong yang terjadi, membuat aliran sungai menggenangi tempat lainnya, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pembuatan tanggul bisa menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengatasi banjir luapan Kali Lamong dan hal ini bisa menjadi solusi jangka panjang.
Menurutnya, pembangunan tanggul Kali Lamong membuat daya tampung airnya semakin besar, sehingga efeknya ke beberapa daerah terdampak, seperti di Mojokerto, Gresik, hingga Lamongan bisa dikurangi.
“Ketika intensitas hujan tinggi di Kali Lamong sekitar 2 jam saja, air akan meluap ke beberapa daerah lainnya. Karena itu, harus ada solusi strategis jangka panjang, salah satunya membuat tanggul di Kali Lamong,” kata Khofifah saat meninjau wilayah banjir luapan Kali Lamong di Mojokerto dan Gresik. Rabu (8/1/2020).
Daerah pertama yang ditinjau Khofifah adalah Desa Banyulegi, Dawarblandong, Mojokerto. Kemudian dilanjutkan peninjauan ke Desa Guranganyar, Cerme, Gresik.
Menurut Khofifah, pembuatan tanggul di Kali Lamong akan lebih efektif dibandingkan dengan melakukan pengerukan. Jika hanya dilakukan pengerukan, dalam waktu sekitar 5 tahun lagi mungkin harus dilakukan pengerukan ulang.
Khofifah menambahkan pihaknya telah mengkomunikasikan pembuatan tanggul Kali Lamong kepada Menteri PUPR dan Pemkab Gresik. Bahkan, pada Perpres No 80 Tahun 2019 pembangunan tanggul juga telah masuk dalam rencana prioritas, salah satunya tanggul Kali Lamong. Pada lampiran Perpres telah disebutkan pembiayaan tanggul ini nantinya akan menggunakan APBN dengan anggaran sekitar Rp 1,1 triliun.
“Pembangunan tanggul ini telah dianggarkan sekitar Rp 1,1 triliun pada APBN. Tapi kami juga akan tetap membutuhkan feasibility study ter-update untuk mengetahui terkait titik-titik luasan pembangunan tanggul, sehingga kemungkinan berpengaruh pada biaya yang dibutuhkan,” jelasnya.
Namun, ketika ada pembuatan tanggul, harus ada pembebasan lahan di area seputar tanggul. Untuk itu, Pemkab Gresik diharapkan melakukan pendekatan dan mengkomunikasikan kepada warga yang lahannya mungkin dibutuhkan untuk pembangunan tanggul.
Khofifah juga meminta kepada seluruh masyarakat Jatim terus mewaspadai ancaman banjir. Terlebih, menurut informasi BMKG, sampai Maret intensitas hujan di Jawa relatif tinggi. Oleh sebab itu, Pemprov Jatim juga telah mengeluarkan surat edaran siaga 1 sampai bulan Mei.(Sum/Tim)