JOMBANG, Kharismaonline.co.id – Jika melihat fenomena sosial yang terjadi kemiskinan, pengangguran dan ketidak setaraan adalah masalah mendasar bagi negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di Kota Santri khususnya Desa Ngelele, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim). disana terdapat salah satu keluarga yang mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari tetangganya sendiri berinisial (Y).
Saat dikomfirmasi Kang Dede Farhan Aulawi oleh Agus Wahyudin, SE Lewat WhatsApp nya Mengenai tanggpannya. Dede Farhan Menyampaikan, Saya selaku Penasihat FPRN :
- Mengapresiasi niat baik mas Andi untuk mengadopsi korban pemerkosaan, dan membawa keluarganya ke Kendari.
- Misi kemanusiaan ini hendaknya bisa menjadi tauladan bagi yang lainnya untuk meningkatkan kepedulian pada sesama.
- Semua pihak terkait perlu melakukan langkah – langkah perlindungan dan pencegahan, agar hal yang sama tidak terulang lagi.
Korbannya yakni Mawar (inisial) anak berusia belasan tahun yang mendapat perlakuan bejad tetangganya, hingga Mawar pun kini berbadan dua (hamil).
Akibat musibah yang menimpa anak dari Supriaten (47). Keluarga ini kerap menutup diri untuk berkomunikasi pada tetangganya.
Bahkan kuatnya tekanan sanksi sosial di lingkungannya, membuat keluarga itu harus ikhlas menjalani takdir ilahi.
Peduli akan hal ini, manajemen PT. Sultra Lima Enam dan PT. Media Amanah Sultra melalui direksinya Muh. Safriansah, MM, rela melintasi gugusan pulau yang ada di tanah air dengan misi kemanusiaan menyambangi keluarga Ibu Supriaten.
Manajemen perusahaan yang berpusat di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, berkoordinasi kepada tiga pilar dan bersepakat mengadopsi Mawar beserta keluarganya.
Kehadirannya di Kabupaten Jombang tidak lain untuk memberikan bantuan dan pendampingan trauma healing kepada Mawar yang mendapat tindak kekerasan seksual dari tetangganya sendiri.
Dimana saat menyambangi kediaman korban, Andi sapaan akrab dari Muh. Safriansyah yang juga Ketua Forum Pimpinan Redaksi Nasional (FPRN) ini sontak kaget saat melihat kondisi rumah korban yang hanya berdidingkan potongan kayu bekas berlantai tanah.
Gubuk berukuran tiga kali lima dibangun di atas lahan pelaku asusila, yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi Mawar.
Dengan niatan baik, Manajemen perusahaan yang berpusat di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, berkoordinasi kepada tiga pilar dan bersepakat mengadopsi Mawar beserta keluarganya.
Dikutip dari amanahsultra.com “Dari nawaitu yang baik, kami perusahaan Sultra Lima Enam dan Media Amanah Sultra, datang ke jombang tidak lain memberikan bantuan dan membawa keluarga Supriaten, ke Kendari, itupun jika di perkenankan,” ungkapnya di hadapan masyarakat, Pemerintah, Babinsa dan Babinkamtibmas, Senin (10/11/19).
Mendengar niatan baik tersebut, keluarga korban bersepakat untuk ikut ke Kendari. Sebab Supriaten melihat niatan baik jajaran direksi perusahaan yang di nilai terbuka dan ramah.
“Terimakasih pak, kami sangat berterima kasih telah menengok dan melihat langsung kondisi keluarga saya. Apalah daya pak, saya harus banting tulang mencari nafkah kesana kemari demi menyambung hidup, meski terkadang kami tak makan sehari, “ucap Supriaten, sambil meneteskan air mata.
Sementara itu ditempat yang sama, Kepala Desa Ngelele, Khairul Anam, menyambut baik kedatangan dan niat baik dari pihak perusahaan PT. Sultra 56.
“Saya sebagai Pemerintah Desa menyambut baik akan kepedulian bapak yang telah jauh-jauh datang ke sini. apapun itu, kami kembalikan ke keluarga yang bersangkutan. Saya sangat mendukung bapak Andi apa lagi berniat baik mengadopsi Mawar dan membawa keluarganya untuk tinggal di Kendari,” tuturnya.
Untuk diketahui menelisik kasus kekerasan seksual yang menimpa Mawar, pemerintah, warga dan keluarga korban setempat memilih untuk berdamai agar aib tersebut tak berkepanjangan dan menjadi buah bibir di masyarakat dengan jaminan tanah yang ditempati Korban menjadi miliknya. [Red/Rls].